the potret of my life and your life

Kamis, 12 Januari 2012

siapa suruh datang Jakarta

Pernahkah kamu merasa jakarta ini bukan kota tapi penjara?

Saya merasa demikian karena untuk sementara jakarta adalah penjara yang membuat saya tak bisa keluar dari kota ini demi mengejar karir

kamu mungkin anak orang kaya yg gak pernah ngerasain parahnya kemacetan ibukota karena tidak pernah capek memainkan gas dan rem serta gigi di tengah kemacetan

dengan mobil. Atau kamu tidak pernah merasakan pegelnya naik motor terkena polusi, debu, dan becek serta dalamnya banjir di jakarta belum lagi harus melewati rintangan demi rintangan menyelip diantara trotoar dan jalan serta mobil

Kamu mungkin bukan pekerja kantor yang tidak pernah pulang di jam pulang kantor dan tidak pernah berangkat di jam masuk kantor karena kamu pengangguran atau wiraswasta

Dan, kamu mungkin pekerja atau pelajar yang menggunakan fasilitas transportasi umum seperti bis, angkot, KRL dan busway. But believe me, transportasi umum jakarta tidak senyaman seperti yg terlihat dari gambar-gambar atau merasakan langsung di Singapura. Rasa tidak nyaman dan parno makin berasa saat maraknya kejadian perampokan, dan pemerkosaan serta pembunuhan terjadi dalam angkot.


Pelebaran jalan, pembangunan jalan layang menjadi jalan utama mengurangi kemacetan ibukota. Tapi, sebenarnya kunci kemacetan jakarta adalah pembangunan mall di setiap penjuru kota serta mudahnya cara memiliki kendaraan saat ini.

Saya ambil contoh kemacetan yang terjadi berpuluh tahun di ruas jalan casablanca, segitiga mas kuningan atau yang terkenal dengan jalanan mall ambasador yang secara tak sadar adalah karena adanya mall tersebut.

Arus masuk dan keluar mobil dari mall ambasador membuat kemacetan parah jakarta setiap hari, baik dari pagi hingga malam. Jalanan tersebut sepi jika jakarta memasuki musim liburan, atau di hari kerja biasa dengan rentang waktu pukul 23.00 malam hingga pukul 06.00. Selain jam tersebut kemacetan pasti ada di ruas jalan tersebut. Kemacetan depan mall ambasador sudah terkenal menjadi salah satu jalan yang paling dibenci dan dihindari di ibukota ini. Tapi, mau tak mau, suka gak suka, saya setiap hari melewati jalanan tersebut.

*eeehhmmm..menarik napas sejenak


Jika ada jalan memutar menuju pulang dan tidak macet meskipun berjarak 5km lebih jauh saya pasti akan memilih jalan tersebut.

Namun, keadaan itu baru salah satu kekejaman ibukota, masih banyak sederet kekejaman ibukota yang pernah saya rasakan selama 2 tahun di kota ini..yang saya tahu, moratorium pembangunan mall di jakarta memang sangat tepat dilakukan pemprov DKI. Sudah ada ribuan mall di Jabodetabek dan saya kira itu tidak efektif menciptakan menciptakan kemajuan negeri ini, tidak membuat murid sekolah pintar tapi menciptakan budaya hedon bukan membantu sesamanya

Setidaknya jakarta bisa menciptakan lebih banyak taman kota dan ruang terbuka untukwarganya bisa menghirup udara segar bukan menghirup asap polusi saja