J.A.K.A.R.T.A gak henti-hentinya memberi cobaan dalam hidup..banyak yang bilang jakarta itu kejam, lebih kejam daripada ibu tiri. Awalnya, saya kira itu hanya kiasan biasa dengan kualitas isap jempol doang, ternyata jempolnya sampai dikenyot alias itu bener juga..tapi, dibalik kejamnya ibukota, banyak pengalaman berharga dan seru yang di dapat, terutama dari pekerjaan saya saat ini yang kebetulan "betah" jadi seorang jurnalis
Pelajaran berharga saya alami beberapa waktu kemarin..sungguh sebuah kejadian yang gak akan saya lupain..cerita yang memang menunjukkan jakarta itu kejam
Kisah sepeda hilang dan diusir dari kos
a folding bike..yeah, saya membeli folding bike alias sepeda lipat sekitar akhir tahun di pusat perbelanjaan ternama seharga 749.000, harga yang cukup murah untuk sebuah sepeda lipat dengan kondisi yang apik meski belum memakai speed shimano seperti merek United atau Wim Cycle. Sepeda itu menjadi rekan saya berangkat kerja ketika saya pindah kos di kawasan Pancoran (pasar pedok). Semula kos disana enak, karena terkadang sang ibu kos memberi saya makan pagi dan selalu baik, begitu pula dengan orang di sekitar yang kebetulan di kamar tersebut hanya ada 4 kamar, dan 3 kamar sdauh terisi termasuk saya.
sepeda berwarna hitam elegan tersebut dengan stiker fred Perry di bagian bemper belakangnya memang sangat membantu mengirit ongkso dan cepknya jalan kaki ke halte busway atau ke pancoran, saya nitip sepeda itu di Arlet Studio. Sepeda digowes hingga arlet, kemudian lanjut menaiki tranJ menuju DPR di Senayan.
Apesnya, baru sebulan saya kos disana, sepeda saya pun raib entah kemana ketika saya tinggal pergi ke Baturraden dinas dari kantor. Sang pemilik kos berang, marah, kepada saya..*aneh. Sepeda yang saya parkir di garasi ditemani mobil, sepeda dan motor yang punya kos hilang. karena saya merasa kesalahan pribadi tidak memasukkannya ke kamar, saya pun tidak pernah menyalahkan orang di rumah tersebut ataupun soudzon dengan orang dalam yang mencuri sepeda saya. mereka pun menuding saya pelupa naroh sepeda, karena no body saw my bike at that home...merasa ga nyaman, mereka pun "mengusir" saya secara halus, *walau gak diusir pun saya memang mau pindah dari situ karena sikap bapak dan ibu kos yang gak gentle dan rock n roll*
dan terpaksa saya dalam waktu singkat mencari kos baru dan pindahan ke kos baru sehari setelahnya, perjuangan berat dengan tingkat capek fisik dan batin saat itu. untungnya ada orang-orang yang terdekat dan memang masih peduli dg kehidupan saya di jakarta yang kejam ini yang membuat saya tetap tenang dan sabar ngadapin ini semua..tentunya juga Tuhan yang telah memberi saya kesabaran ekstra saat itu..
soal sepeda?saya ikhlasin meski awalnya berat..meski masih sering mengingat kalau ada orang yang naik sepeda. akhirnya saya bisa ikhlas juga terima kenyataan pahit itu *hiiikkss :'(
sepedaku...baik baik di tempat orang, senang bekerjasama dengan anda..yeah..
Gedung DPR dan Wakil Rakyat itu Menguras Tenaga
terimakasih banget sama nasib yang diberikan Tuhan sehingga saya bisa menjadi seorang wartawan, jurnalis, reporter di sebuah media online www.mediaindonesia.com..pekerjaan saya sebagai wartawan ini memang luar biasa...apalagi wartawan politik yang bebannya cukup berat dibanding wartawan "jurusan" lain *katanya. menjadi seorang wartawan ini bisa all access..alllllll..maklum saja pers dinilai sebagai pilar ke-4 demokrasi selain eksekutif, legislatif, yudikatif. dengan ID yang dimiliki saya bisa bebas keluar masuk gedung negara dan pemerintahan, disegani polisi saat liputan demo, dan lolos dari tilang polisi :p
meski awalnya ga betah menjadi reporter yang ditaroh di DPR, tapi makin lama mulai menikmati liputan di tengah hiruk pikuk anggota dewan yang aneh-2// "ada-ada aja" itu jargon yang tepat untuk di gedung wakil rakyat yang gak merakyat itu. anehnya polah anggota dewan bisa menjadi sumber berita di gedung itu, maklum saja anggota DPR periode saat in dinilai yag paling buruk dari periode sebelumnya. selain itu, ngepos di DPR juga cukup sulit apalagi reporter media saya hanya satu orang dibanding media lain yang menurunkan 2 orang reporternya. DPR adalah muara dari segala berita yang terjadi di luar gedung megah dan luas itu.
//pengalaman yang gak akan pernah dilupakan bisa ketemu dengan orang pemerintahan, politikus, presiden, bahkan menteri-menteri terutama menteri luar negeri Marty Natalegawa yang memang saya idolakan sejak awal dia dilantik menjadi menlu//
meski mengaku bisa menikmati dunia politik, tetep saja gueh masih sangat tertarik menjadi jurnalis lifestyle dan hiburan, and i know i'll get what i want..
the potret of my life and your life
Kamis, 12 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar